Selasa, 05 April 2011

Adegan Sinetron Indonesia

SINETRON (sinema elektronik), begitulah banyak orang Indonesia menyebutnya. Di Amerika Latin sana, mereka menyebut kisah drama bersambung ini dengan nama telenovela. Tapi apapun sebutannya, intinya pengertianya adalah sama.
Hampir seluruh sinetron yang beredar Indonesia mempunyai alur cerita yang sama. Bahkan bisa dibilang monoton dan kurang berkualitas. Jalan ceritanya hampir sama dari satu sinetron ke sinetron yang lain. Ceritanya hanya seputar konflik rumah tangga yang tidak berkesudahan, konflik cinta yang berlarut-larut, dan tentang perbedaan antara si miskin dan si kaya.
Nilai pendidikan yang terkandung dalam sinetron juga terbilang masih kurang. Banyak penayangan sinetron yang kurang mendidik bagi anak-anak di bawah umur yang menontonnya. Harusnya apa yang menjadi tontonan orang banyak dapat memberikan pelajaran atau hikmah yang bisa diambil setiap masyarakat yang menyaksikannya. Tidak sedikit anak-anak kecil yang mencontoh adegan-adegan yang tidak baik yang ada dalam sinetron. Hal ini seharusnya tidak terjadi.
Alurnya yang monoton juga membuat sebagian besar pengkonsumsi film atau sinetron menjadi bosan. Bahkan mereka bisa menebak apa yang akan terjadi di akhir sinetron tersebut. Seharusnya para kru di dunia sinetron bisa lebih kreatif lagi dalam mengembangkan alur cerita dan menyematkan unsur pendidikan yang positif agar masyarakat bisa menyerap dengan baik pula dan anak-anak bisa mencontoh dan menerapkan apa yang mereka tonton dalam kehidupan sehari-hari. Walaupun diperankan oleh para aktor dan aktris kenamaan Indonesia, hal ini belum tentu menjamin keberhasilan sebuah sinetron dalam menarik perhatian sebagian besar masyarakat Indonesia. Kembali lagi yang menentukan adalah alur cerita dari sinetron tersebut. Semakin menarik alur cerita sinetron tersebut maka akan semakin banyak juga penggemar sinetron tersebut.
Berikut beberapa plot cerita atau adegan yang terdapat hampir di semua sinetron Indonesia.
1.     Biasanya lebih dari 300 episode. Kalau sukses, akan dibuat seri ke-2, seri ke-3 hingga seri ke-x yang mana antara cerita awal dengan sekuelnya bisa dikatakan tidak ada hubungannya. Serinya dibuat panjang, takut kehabisan bahan dengan alasan ratingnya naik (padahal membosankan!)

2.     Ada orang sangat kaya, rumah mewah dengan fasilitas yang serba ada, tapi tidak pernah jelas pekerjaan dan bisnisnya apa. Saat adegan makan malam atau sarapan pagi, biasanya kumpul bersama istrinya, anaknya, menggunakan sendok-garpu, lauknya berlimpah, buah-buahan yang komplit, beserta es jeruk atau susu.
3.     Umumnya orangtua kaya punya anak perempuan tunggal, atau sepasang anak laki-laki dan perempuan, jarang ditampilkan punya anak lebih dari dua, apalagi tujuh anak! Anak laki-laki atau anak perempuannya menjadi petinggi di perusahaan milik orangtua, padahal kalau dilihat wajahnya culun dan belum pantas. Umur anak perempuan dengan si ibu tidak terlalu jauh, demikian juga anak laki-laki dengan ayahnya.
4.     Orangtua yang kaya ini umumnya suka menjodohkan anaknya ke orang lain yang berasal dari keluarga kaya juga, namun si anak lebih memilih pujaan hatinya sendiri meski ditentang oleh orangtua yang kaya.
5.     Cerita utuhnya pasti soal percintaan, hampir tidak pernah ada tema yang lain! Ceritanya ada perempuan suka laki-laki, si perempuan itu miskin, sedangkan si laki-laki kaya. Lalu ada pihak ke tiga, biasanya perempuan kaya yang suka dengan laki-laki tersebut. Si perempuan kaya tidak suka saingan dengan si perempuan miskin, dsb, dst. Ujung ceritanya biasanya si laki-laki jadian dengan si perempuan miskin tersebut!
6.     Setiap judul pasti ada kata-kata ‘cinta’, misalnya: Wajah Cinta, Selimut Cinta, Cinta, Tersandung Cinta, Cinta Kita, Cintaku Sebesar Gunung, Awan Cinta… Hhuufft!



7.     Belakangan judulnya mengalami revolusi menjadi nama-nama pelaku utamanya, misalnya: Dinda, Intan, Haryati, Cindy (sudah kehabisan judul cinta), dan tak pernah judulnya seorang laki-laki.





8.     Ayah atau ibu si anak miskin selalu dalam kondisi sakit parah. Penyakit yang sering ada kanker otak, TBC (biasanya adegan batuk, lalu di tisu/sapu tangan ada bercak darah). Atau penyakit yang ngetren adalah akibat jatuh, mendengar berita jadi kaget atau kecelakaan terus jadi stroke dan lumpuh  tidak bisa menulis dan berbicara, sehingga  jalan cerita tidak jadi selesai
9.     Adegan tokoh utama yang sedang mencari tokoh lainnya (pacar, ayah, ibu, atau orang lain yang disayangi) namun belum ketemu, padahal sudah berada di jarak yang dekat, entah karena si tokoh tidak melihat, atau pandangannya tertutup angkot.
10.  Pemeran protagonis, bicaranya dilembut-lembutkan, tingkahnya sangat santun, rapi, sangat baik, selalu senyum, sehingga kelihatan kurang wajar.
      Tokoh yang baik biasanya melarat dan bodoh, gampang dibohongi. Tokoh baik hampir tidak pernah minta tolong pengacara dan menang. Minta  tolong polisi juga selalu gagal. Tapi begitu tokoh jahat minta bantuan polisi atau pengacara hampir dipastikan menang. Pengacara dengan gampangnya disuruh mengganti isi warisan dengan diberi imbalan uang banyak (ini merusak citra pengacara, walau memang banyak sih yang demikian!) Terus hartanya dikuasai si tokoh jahat, dan seisi rumah diusir.
11.  Si antagonis, ciri khasnya selalu marah; setiap episode, setiap menit isinya marah melulu, mata melotot ke kiri ke kanan, dipicingkan sebagai tanda keculasan, ketawa terbahak-bahak tanda kepuasan menang atas tokoh baik, dan mulutnya dimiring-miringkan, pokoknya sangat-sangat jahat deh! Orang yang antagonis menggunakan make-up tebal, sedangkan orang yang baik menggunakan make-up warna terang dan natural.
12.  Ada adegan menangis dan paling mendominasi di setiap episode. (Mungkin biar bisa masuk nominasi pemeran menangis terbaik versi FFI.)

13.  Punya pembantu yang dipanggil “mbok” atau “bik”, namanya tidak jauh dari Inem atau Iyem. (Tidak ada nama lain apa ya?) Pembantu biasa ibu-ibu gemuk, ada sanggul kecil di belakang, dan serbet di pundak yang kerjanya menyediakan minum, duduk di lantai tiap ngobrol dengan majikan yang duduk di sofa.
14.  Ada juga pembantu gaya baru, wanita agak muda, hobinya memperkeruh suasana, rambut dicat pirang dan berdandan  menor. Selalu mengenakan daster batik murahan dan selalu berpihak ke si antagonis. Pembantu ini lebih cantik daripada nyonya majikan.
15.  Kalau ada adegan lagi bertelepon, pasti penonton bisa mendengar suara si penelepon di seberang.
16.  Kalau ada adegan di kantor, biasanya dalam ruangan bos, mewah, selalu dikondisikan memeriksa map, tapi tidak pernah selesai karena datang anggota keluarga atau pacarnya.
17.  Karyawan kantor biasanya pakai dasi, tapi kadang tidak nyambung antara dasi dan kemejanya, dan kerjanya cuma mondar-mandir tidak jelas.
18.  Adegan dalam mobil, adegan yang jadi favorit sinetron kita. Adegan ini selalu hadir di setiap sinetron, biasanya terjadi pembicaraan sepasang kekasih, mesra, tapi tiba-tiba diganggu oleh telepon dari seseorang yang mengancam. Anehnya, polisi tidak pernah menilang tokoh ini walau menerima telepon sambil berkendara. Yang lebih aneh lagi, naik mobil tidak pernah ganti gigi walau harusnya ganti gigi bila berbelok arah.
19.  Herannya, selalu ada tabrakan. Mobil melaju, tiba-tiba berhenti mendadak. Pada saat tertabrak, selalu pake slow motion, jatuhnya diatur, terkapar dan berdarah pasti di kening, dan masuk rumah sakit. Adegan kecelakaan yang goblok, sudah tahu mau ada mobil atau motor yang menabrak bukanya lari atau menghindar malah cuma berdiam diri pasrah menutup mata sambil berteriak.
20.  Di dalam rumah selalu berdandan habis, dan pakai sepatu. Tidurpun masih full make-up, bangun tidur juga pakai make-up, bajunya saja yang diganti dengan piyama.
    Para pemain sinetron adalah korban mode, selalu mengikuti perkembangan hape keluaran terbaru.
21.  Selalu ada adegan di kafe atau restoran, tiba-tiba si perempuan memergoki pacarnya selingkuh dengan perempuan lain. Jadinya ribut! Biasanya si perempuan akan menyiramkan gelas berisi minuman ke wajah si laki-laki.
22.  Jika dua orang ngomong rahasia di kamar, ada yg tiba-tiba menguping pembicaraan dan tahu semua rahasia. Si penguping pun “memeras” yang punya rahasia.
23.  Kalau lagi pacaran atau pergi pesta, mobilnya bagus-bagus. Tapi kalau lagi kejar-kejaran mobilnya berubah jadi mobil jelek, padahal sebelumnya di rumah yang punya mobil tidak ada mobil jelek itu.
24.  Kalau sinetron anak sekolahan, umumnya si murid suka berpakaian seenaknya, bajunya tidak dimasukkan, ada yang gondrong, ada yang pakai rok di atas lutut, berbaju ketat dan mini, pakai lipstik, pake aksesoris berlebihan, apalagi ada yang ditindik segala. Semakin dia tokoh utama, semakin tidak tertib pakaian sekolahnya.

25.  Motor yang suka dipakai biasanya motor gede  atau motor sport, dan polisi tidak pernah menilang walau dia tidak menggunakan helm saat naik motor.
26.  Polisi selalu berbicara kaku, dan kata-kata ucapannya, “JANGAN BERGERAK!”
27.  Jika harus berpisah dengan orangtua dan berangkat ke luar negeri, pasti ke Amerika. (Apa tidak ada negara lain ya?)
28.  Adegan mesra dengan mengumbar kata-kata manis, lalu saling mendekatkan bibir, dan berpelukan, lalu tiba-tiba turun hujan… Hujan setempat! Adegan hujan-hujanan cuma ada di sekitar mereka berdua saja…

29.  Pemerannya itu-itu saja di hampir semua sinetron. Bintangnya banyak menggunakan artis blasteran supaya cakep padahal akting pas-pasan. Cuma modal tampang! Mau sedih, senang, marah, semua ekspresi mukanya sama saja... Datar!

30.  Adegan orang yang menghentikan sebuah pernikahan. Biasanya ketika penghulu bertanya pada para saksi, “Bagaimana para saksi? Sah?”, tiba tiba ada tokoh lain yang berteriak “Tunggu!” untuk menggagalkan pernikahan.
31.  Adegan tokoh utama laki-laki yang dengan mudahnya bisa menang jika berkelahi dengan penjahat walaupun dikeroyok (padahal di awal cerita tak ada adegan si tokoh utama cowok belajar pencak silat). Kalau berkelahi sesama laki-laki sampai luka tidak merasa sakit. Tapi giliran dipegang sama pacarnya teriak-teriak kesakitan.
32.  Hewan legenda tidak jauh dari naga, phoenix atau yang dari luar Indonesia.
33.  Adegan tokoh yang berteriak kaget “APA…??!” saat diberitahu ada anggota keluarganya yang kecelakaan.
34.  Adegan membatin dalam hati suaranya pasti menggaung…  Sound effectnya berlebihan sekali. Kameranya selalu meng-close up pemainnya yang kaget atau menangis, lalu sambil memutar-mutar 360 derajat mengelilingi para pemain dengan efek slow motion, biasanya selalu diiringi musik yang berlebihan. Dan tak lama keluarlah tulisan BERSAMBUNG!